Tag

, , , ,

Rabu, 06/10/2010 09:53 WIB
Laurencius Simanjuntak – detikNews

Jakarta – Pencalonan Komjen Timur Pradopo sebagai calon Kapolri dikait-kaitkan dengan meletusnya peristiwa Trisakti dan Semanggi, saat dia menjabat Kapolres Jakarta Barat pada 1997-1999. Namun demikian, mantan aktivis mahasiswa 1998, Desmon J Mahesa, menilai sosok Timur tidak menonjol saat kerusuhan terjadi.

“Pada saat saya jadi aktivis, Timur tidak terlalu menonjol, karena sebagai Kapolres. Karena saat itu yang lebih di depan bukan polisi, tapi kita berhadap-hadapan dengan TNI dan Brimob,” kata Desmon.

Hal ini dikatakan Desmon yang saat ini duduk di Komisi III DPR (bidang hukum) dari Fraksi Partai Gerindra, kepada detikcom, Rabu (6/10/2010).

Namun demikian, kata Desmon, pihaknya tetap akan melihat catatan-catatan mengenai sosok Timur saat kerusuhan masa transisi Indonesia itu meledak.

Ditanya mengenai posisi Partai Gerindra dalam pencalonan Timur, Desmon mengaku pihaknya pasrah terhadap kondisi riil politik saat ini, di mana partai koalisi kemungkinan besar mendukung Timur secara bulat.

“Apalah artinya Gerindra partai yang kecil ini. Tapi kita tetap bikin catatan kritis,” kata Desmon yang pernah jadi korban penculikan pasukan elit ini. Di Komisi III, Fraksi Partai Gerindra hanya kebagian jatah 3 dari 50 kursi.

Sebelumnya juga telah muncul suara sumbang kepada Timur. Di antaranya datang dari dari Komisioner Komnas HAM Saharudin Daming yang menyebut Timur memiliki catatan yang kurang bersih.

Baik Mabes Polri maupun Timur Pradopo sendiri telah membantah terkait kasus HAM. Polri menilai Timur clear alias tidak memiliki kasus. Ini dibuktikan dengan tidak adanya fakta hukum yang mengkaitkan dengan peran Timur yang saat itu menjabat sebagai Kapolres Jakarta Barat.

Seperti diberitakan sebelumnya, Presiden SBY membuat kejutan dengan mencalonkan Timur sebagai calon tunggal Kapolri. Timur dipilih setelah beberapa jam sebelumnya Kapolri menaikkan jabatan dia sebagai Kabaharkam Polri sehingga pangkat Timur naik menjadi bintang tiga.

Timur Pradopo lahir di Jombang, Jatim, 10 Januari 1956. Dia merupakan lulusan Akpol 1978. Dia pernah menjadi Kapolres Jakarta Barat pada 1997-1999, Kapolres Jakarta Pusat (1999-2000), dan Kapolwiltabes Bandung (2001) serta menjadi Kapolda Banten, Kapolda Jabar dan terakhir Kapolda Metro Jaya.

Sumber: http://news.detik.com/read/2010/10/06/095352/1456702/10/desmon-mahesa-timur-tidak-menonjol-saat-kerusuhan-98